Header AD

Nasionalisme Mobnas


Kebangkitan sekaligus kemajuan industri otomotif Indonesia harus mendapat dukungan semua pihak dan kebanggaan terhadap mobil nasional merupakan wujud nasionalisme.
EUFORIA seputar program mobil nasional (mobnas) belakangan ternyata makin hot saja. Setelah serunya berita seputar mobil Esemka rakitan anak-anak SMK 2 Surakarta, kini di berbagai daerah bermunculan merek serta tipe mobil garapan anak negeri. Mobil-mobil itu di antaranya, Moko dan mobnas hasil garapan siswa SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Moko kabarnya tercipta hasil gagasan dari Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo yang teralisasi bekerja sama dengan PT INKA (PT Industri Nasional Kereta Api) dan Universitas Hasannudin. Idenya terlahir berdasar pada situasi ironis di mana masyarakat Sulsel membeli mobil dan motor lebih 700 ribu dalam dua tahun terakhir dan tidak ada satu pun yang merupakan buatan Indonesia. Kabarnya lagi, Industri perakitan "Moko" saat ini dalam dalam tahap persiapan di Kawasan Industri Makassar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulsel Irman Yasin Limpo pun menegaskan, Moko bukan sebuah industri otomotif besar, namun baru sebuah industri kecil dengan bengkel perakitan. Tiga prototipe dari 50 unit produksi awal telah diluncurkan pada peringatan hari jadi Provinsi Sulsel ke-342, 19 Oktober 2011, masing-masing berkapasitas 650 cc dengan kisaran harga Rp50 juta. Produksi awal sebanyak 50 unit dengan anggaran Rp18,2 miliar dan Rp3 miliar di antaranya dianggarkan pada APBD Provinsi Sulsel.
Bila di Sulsel meriah dengan mobnas Moko, maka di Magelang riuh dengan berita mobnas hasil garapan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur yang kini mulai diproduksi secara masal. Saking antusiasnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) bahkan sampai mencanangkan produksi mobil nasional dengan semua komponen yang dibuat sendiri.
Sementara itu, anak SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, bertempat di sekolah mereka telah meluncurkan serta melakukan tes kendara mobil produksinya. Sejumlah mobil hasil karya mereka dipamerkan dan diuji dengan dikendarai berkeliling kawasan Borobudur. Karyanya antara lain dalam bentuk bus, ambulans, minitruk, SUV, pikap double cabin, dan mobil niaga dengan label "Sang Surya." Harga dipatok apda kisaran antara Rp95 juta dan Rp196 juta per unit.
Sebenarnya kemeriahan pun tidak hanya terjadi di Solo, Magelang, atau Sulsel saja. Di Surabaya pun tersiar kabar, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surabaya meluncurkan mobil jenis minitruck bermesin 1500 cc yang dirakit oleh para siswa di sekolah tersebut. Truk hasil rakitan mereka diberi label "Esemka Patua", mengacu pada nama jalan sekolah mereka berada, Jalan Patua.
Berita-berita ini tentu saja sangat menggembirakan, sebab merek-merek mobnas yang sebelumnya santer terdengar adalah GEA dan Tawon. Esemka pun juga sebenarnya sudah lama terdengar, namun tidak disangka bakal menjadi fenomenal seperti saat ini.
Dukungan Pemerintah
Seperti telah banyak orang ketahui, cita-cita Indonesia untuk memiliki produk mobil sendiri telah dirintis sejak lama tapi selalu saja kandas di tengah jalan. Mulai Timor sampai Maleo, dari yang sudah resmi dilaunching hingga yang baru berbentuk prototipe semua menemui kegagalan.
Ibnu Susilo, Ketua umum AsiaNusa pernah mengatakan kalau yang paling mereka butuhkan adalah kebijkan berpihak kepada produksi dalam negeri dari pemerintah yang ditetapkan melalui undang-undang. "Pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang berpihak pada produksi anak negeri. Seperti halnya kami, di Asia Nusa kawan-kwan bermain di kelas di bawah 1000cc, ini kan marketnya belum digarap sama pabrikan asing. Kalau mereka tiba-tiba ikut bermain, kan repot kalau tidak ada kebijakan atau proteksi dari pemerintah," kata Ibnu.
Keresahan Ibnu cukup beralasan mengingat pernah terjadinya kasus mobil hasil karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, sapu Angin, yang menjadi juara pertama untuk kategori mobil urban concept dalam ajang Shell Eco-Marathon Asia yang digelar pada 7-10 Juli lalu di Sirkuit Sepang Malaysia sempat ditahan oleh pihak Bea dan Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Padahal jelas-jelas Sapu Angin telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, tapi tetap saja dipersulit oleh masalah birokrasi.

Insentif Mobnas
Anggota Komisi VI DPR Sohibul Iman berpendapat, pemerintah harus sepenuhnya mendukung produksi mobil nasional (mobnas) dengan memberikan berbagai kemudahan atau insentif kepada industri tersebut.

"Pemerintah harus membantu bagaimana produsen mobnas ini memiliki `captive market` dan harus memelopori sebagai pihak pertama yang menggunakannya. Selanjutnya kepada msyarakat yang mau memakai mobnas diberikan insentif pula," katanya.
Sejumlah insentif yang bisa diberikan pemerintah adalah memberi kemudahan pinjaman modal seperti bunga yang rendah, memudahkan perizinan, membantu promosi, pembebasan biaya uji kelayakan kendaraan, pengurangan biaya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dukungan infrastruktur, serta ketersediaan suku cadang.

Bentuk dukungan lain adalah dari dunia usaha dan perbankan berupa transfer teknologi, strategi pemasaran dan fasilitas kredit lunak.

Menurut Sohibul Iman, industri mobnas itu harus pula mempertimbangkan bagaimana aspek kelayakan secara ekonomi dan daya saing di pasar. Untuk bisa diterima pasar, maka produsen mobnas perlu memikirkan kualitas kendaraan yang dibuat, apakah layak jalan, garansi, suku cadang, dan kemampuan memenuhi permintaan pasar.

"Semua tuntutan persyaratan kelayakan pasar dan daya saing tentu saja tidak bisa dicapai sejak awal, karena masih rintisan. Semakin terus diproduksi maka segala persyaratan itu akan semakin terpenuhi," ujarnya.

Menurut Sohibul Iman, kehadiran mobil nasional merupakan tantangan bagi Indonesia, mengingat bangsa ini memiliki potensi pasar yang besar.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga dengan diproduksinya mobil-mobil nasional seperti Komodo kreasi PT.Fin Tetra, GEA (Gulirkan Energi Alternatif) dan kancil buatan PT.Inka, Tawon buatan PT.Super Gasindo Jaya, Marlip buatan peneliti LIPI, Arina buatan Universitas Negeri Semarang dan esemka buatan siswa SMK Solo.

Mobil Komodo merupakan kendaraan utility yang memiliki fitur self recovery, mampu mengangkut beban hingga 200 kg, berkapasitas 180cc mengunakan suspense double wishbone dengan per keong bersistem independen baik di belakang maupun di depan.

Sedangkan mobil Tawon, diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya. Semua onderdil dan manufakturnya dari Indonesia sedangkan mesinnya didatangkan dari China. Mobil ini tersedia dalam dua varian yakni Minibus dan bestel wagon, dengan bahan bakar gas, bio ethanol dan bensin.

Mobil Esemka merupakan mobil jenis sport utility vehicle (SUV) berkapasitas tujuh penumpang dengan menggunakan mesin 1.500 cc DOHC berteknologi fuel injection. Untuk membuat satu mobil esemka diperlukan waktu empat bulan, karena menggunakan alat manual. Prototipe mobil nasional ini adalah kombinasi dari Honda CRV dan Mercedes benz ML Class. n Darma Ismayanto

Nasionalisme Mobnas Nasionalisme Mobnas Reviewed by Redaksi on 10:34 PM Rating: 5

No comments

|| Prospek Mobil Listrik TOGG di Indonesia || Somaliland Buka Pelatihan Penerbangan Cikal Bakal Maskapai || Buntut Genosida Gaza, Youtuber Palestina Banjir Subscriber || Pejabat Taliban Luncurkan Mobil Supercar Terbaru Afghanistan || Saudi Tunjuk CEO untuk Perusahaan Mobil Listrik Ceer Buatan dalam Negeri || SNAM Arab Saudi Produksi Mobil Dalam Negeri || Homtruck Buatan Geely Lebih Mewah dari Tesla Semi Besutan Elon Musk || Imbas Konflik Ukraina, Produsen Mobil Tiongkok Raup Untung Besar di Rusia || Mobil Terbang India Karya Mohammad Furkan || Mobil Terbang Turki Dipamerkan di Teknofest 2021 || Mobil Limousine Melintas di Jalanan Kabul, Afghanistan, Jadi Pusat Perhatian Usai Pengumuman Kabinet IEA Taliban || David Beckham Jadi Pemilik Perusahaan Mobil Listrik || Pesaing Tesla Lucid Motors Milik Arab Saudi Bangun Pabrik Raksasa di Arizona || Kalau Sudah Ada Motor Terbang, Penghuni Apartemen Tinggi Bakal Resah Dengar Balap-balapan || Jerman Ajak Tiga Perusahaan Otomotif Bosnia Pasok Suku Cadang ke Volkswagen || Perusahaan Otomotif Bosnia Rambah Bisnis Mobil Listrik, TMD Group Buka Pabrik Baru || Saingi Investasi Saudi di Lucid Motors, Qatar Bakal Beli Saham Xpeng Motors? || Banyak Peminat, Investor Jerman Bangun Pabrik Suku Cadang di Turki Dukung Produksi Mobil Listrik TOGG Erdogan || Arab Saudi Tingkatkan Kepemilikan di Lucid Motors, Saingan Tesla || Walau Dibanjiri Produk Tiongkok dan Iran, Mobil Produk Lokal Suriah Juga Punya Peminat || Mobil Listrik Erdogan Bisa Lebih Sukses dari yang Pernah Diluncurkan Dahlan Iskan || Ini Esemka Bima Pesanan TNI AU || Melihat Pembuatan Mobil Listrik Pesantren SMK Nuris || Perbandingan Motor Listrik Viar New Q1, Selis E Max dan ECGO-2 || @Prabowo Jajal Mobil #Esemka Lalu Acungkan Jempol || Malaysia Resmi Rilis Mobnas Baru DreamEDGE Sdn Bhd || Motor Gesit Buatan Dalam Negeri Sudah Dipesan 40 Ribu Unit, Siap Mengaspal || Beberapa Mobil Listrik Ini Buatan ITS Surabaya, Siap Produksi Massal? || Dorong Produksi Dalam Negeri, Jokowi Resmi Teken Perpres Mobil Listrik || Bosan Macet? Drone Berpenumpang Ini Dijual Seharga Mobil || Ganjil Genap Makin Luas, Pengusaha Mobil Bekas Malah Bersyukur, Kok Bisa? || Pemkab Labuhanbatu Gelar Kejurda Road Race Bersama HIPMI || NIK untuk Produksi Massal Mobnas Desa Sudah Dikeluarkan || Mobil Listrik dari Aceh Kembali Unjuk Gigi di Tingkat Nasional || Universitas Budi Luhur dan ITS Ciptakan Mobil Listrik Blits Siap Tanding di Reli Dakar || TNI AL Jadi Konsumen Pertama Produksi Massal Mobil Listrik V8-VADI Buatan INTENAS Bandung || Mobnas Esemka Segera Diluncurkan || Ma'ruf Optimistis Mobil Listrik Buatan Santri Jember Dapat Diproduksi Jadi Mobnas || Nissan Navara, Pickup Dirancang untuk Penyuka Teknologi Antariksa || NIO Inc Saingi Tesla di Bursa AS || Truk Tanpa Sopir Hyundai, Ini Keunggulannya || Keren, Mobil Terbang Bukan Fantasi Lagi || Mobil Listrik Nasional Blits Segera Diujicoba || Menikmati Saudi dan Teluk dari Kamera Motovlogger || Mobil Produksi Korea Utara || Mobil Listrik Terbang The Lilium Jet || Ojek Terbang akan Diadopsi di Jakarta? || Mengenal Mobil Listrik Smart Dubai || Dorong Mobil Listrik, Dubai Beri Parkir dan Charging Gratis || Kabar Gembira untuk yang Sudah Order, Esemka Hadirkan Wujud Digdaya || Mobil Terbang Airbus akan Diproduksi Massal 2025 || Berkelana Eropa-Asia Pakai Mobil: Berat di Bensin || Barus, Sibolga, Tarutung ke Medan, Perjalanan Penuh Panorama yang Indah || DKI Jakarta: Punya Mobil Wajib Bergarasi || Uber Didesak Gabung Tesla || HUT RI72: Naik Transjakarta Gratis || Mahasiswa PNUP Ciptakan Motor Listrik Sampah || Mobil Listrik Tesla Model 3 Laris Manis || Presiden @Jokowi Kembangkan Mobil Listrik || Belasan Remaja Tertipu Bisnis MLM setelah Dijanjikan Kerja di Pabrik Esemka || Mobil Murah Harga Rp 60 Jutaan Buatan Indonesia akan Diekspor ke Malaysia || Efek Liburan Keluarga pada Perkembangan Otak Anak || Begini Cara Menjawab 5 Pertanyaan Paling Menyebalkan Selama Mudik || NASA Tampilkan Mobil Penjelajah untuk Planet Mars || Dahlan Iskan Sandingkan Mobil Listrik Selo dan Tesla || Manjakan Mitra Driver, Gojek Gandeng Tiga Bank || Ini Deretan Mobil Terbaru di IIMS 2017 || Polemik Esemka Jadi Mobil Kepresidenan || Beberapa Mobil Koleksi Sultan Johor, Brunei dan Yogyakarta || Istana dari Truk ala Sultan Johor, Malaysia || Jembatan Kayu Tiongkok Jadi Perhatian UNESCO || Solusi Daerah Terisolir: Jembatan Bambu || Cara Mengeluarkan Mobil yang Terjebak Lumpur || Laos Kini Gunakan Bajaj E-Bus untuk Tempat Wisata || Bajaj Anti Banjir Buatan Filipina || Biski: Motor Anti Banjir yang Seharusnya Menjadi Standar di Indonesia || Kereta Api Bambu Kamboja Jadi Ajang Wisata || Selain Dubai, Singapura akan Operasikan Taksi Terbang di Universitas || Mobil Gunung Maverick X3 || Makin Mudah, Calon Supir Bus dan Operator Bakhoe Bisa Belajar dari Simulator || Ada Bus Sleeper Double Deckers Canggih, Perjalanan Darat Kini tak Membosankan || Terowongan Busan-Geoje, Alternatif Penghubung Kepulauan || Ini Fungsi Mobil Desa Rancangan Pemerintah @Jokowi || Partisipasi Publik Harus Menjadi Bagian Pembangunan Jembatan Selat Malaka dan Sunda || Persaingan Inovasi Grab, Uber dan Go-Jek || PAL-V One: Mobil Bajaj Tiga Roda yang Bisa Terbang || Mobnas Belum Terwujud, Indonesia Pasar terbesar Daihatsu di Dunia || Ketika #Netizen #Iran Kritisi Industri #Otomotif Buatan Dalam Negeri untuk Lebih Kompetitif || Resmi, #StartUp #Bzzt! Gunakan 'Bajaj' Listrik 3 Roda Jadi Taxi di Swedia #IdeBisnis #Spirit212 || SMK NU Kembali Produksi Mobil || WakJek, Ojek Online ala Batam || Wuih, Honda Investasi di Grab, Kembangkan Ojek Online || Apa Jadinya Bila 'Rakyat' Disopiri 'Pemimpin' Ugal-ugalan? #Spirit212 #Spirit212Challenge #BusChallenge || Mobil Buatan Mahasiswa Indonesia Uji Lintas di Sirkuit Ferrari || Cerita Warga Sidoarjo Konvoi Motor untuk #SuperDamai212 #KamiAlumni212 ||
loading...